Persembahan Janda Miskin

Injil pada Minggu Biasa XXXII mengisahkan tentang Yesus yang sedang berada di Bait Allah bersama murid-murid-Nya, duduk menghadap peti persembahan. Yesus memperhatikan bagimana orang-orang memasukan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Tapi kemudian, datang seorang janda miskin yang memasukkan dua peser ke dalam peti persembahan.

Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya, bahwa di antara semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan, janda miskin itulah yang memberi paling banyak. Kenapa? Karena bagi Yesus, orang-orang kaya memberi dari kelimpahannya, sedangkan janda miskin itu memberi dari kekurangannya, segala yang ada padanya, yaitu nafkahnya.

Melalui Injil itu, Yesus mengajarkan bahwa untuk memberi, kekurangan tidak menjadi halangan. Pemberian diri adalah buah iman, bukan soal saya kaya, saya hebat, atau saya berbakat.

Merenungkan injil itu, saya terpikir soal doa rosario. Doa rosario adalah devosi populer di kalangan umat katolik, namun juga merupakan devosi yang sering dihindari dengan halus oleh banyak umat katolik. Ngantuk, membosankan, dan pikiran melayang menjadi alasan.

Berkaca pada pengajaran Yesus soal janda miskin tadi, alasan tidak berdoa rosario (ngantuk, membosankan, atau pikiran melayang) adalah kekurangan kita. Tapi tetap berkomitmen mendaraskan rosario meski akan menghadapi tantangan-tantangan tersebut, merupakan sebuah pemberian diri layaknya janda miskin.

Semoga demikian.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RENCANA MERENOVASI RUMAH

MAIN PS (PES 2020)

BARCELONA DAN RASA DEGDEGAN SAYA