Tidak Apa-apa Tidak Merayakan Malam Tahun Baru : Sebuah Refleksi Iman
![]() |
Perayaan Malam Tahun Baru |
Sebenarnya, merayakan malam tahun baru itu seperti apa?
Pada umumnya perayaan malam tahun baru dilakukan dengan kumpul keluarga-kerabat-kenalan, makan-makan, karaokean dan berjoged bersama, juga pesta kembang api. Perayaan ini juga biasanya diselingi dengan renungan dan doa akhir tahun.
Tapi saya yakin bahwa di setiap tahunnya ada saja orang yang tidak bisa merayakan malam pergantian tahun seperti itu. Alasannya macam-macam—tuntutan pekerjaan, karena sedang sakit, jauh dari keluarga, atau suasana hati yang kurang mendukung.
Salahkah Tidak Merayakan Tahun Baru?
Lalu apakah dengan tidak merayakan malam tahun baru seperti kebanyakan orang, seseorang menjadi tidak pantas menyambut tahun yang baru?
Tentu saja pertanyaan saya agak konyol, tapi sebagai orang yang juga pernah merasakan situasi semacam itu, saya merasa hidup saya begitu menyedihkan.
Kemudian saya sadar bahwa merayakan malam tahun baru atau tidak, yang terpenting adalah memperbarui diri untuk tahun yang baru.
Malam Tahun Baru bagi Seorang Katolik
Sebagai seorang Katolik, Misa Malam Tahun Baru jauh lebih penting dari perayaan-perayaan tersebut. Meskipun tidak merayakan malam pergantian tahun seperti kebanyakan orang, Misa Malam Tahun Baru sudah merupakan perayaan yang cukup buat saya.
Bukan berarti perayaan-perayaan itu tidak penting, tapi sebaiknya Malam Tahun Baru pertama-tama dirayakan dengan Tuhan, lalu dengan sesama. Itulah kenapa saya begitu senang kalau gereja penuh pada misa Malam Tahun Baru.
Akhirnya, dirayakan dalam bentuk apapun, atau tidak dirayakan sama sekali pun, malam tahun baru harusnya menjadi momen syukur pada Tuhan dan persiapan untuk hidup lebih baik di tahun yang baru. Dirayakan atau tidak, hidupmu tetap harus diperbarui di tahun yang baru.
Salve.
Komentar
Posting Komentar