Fans FOMO Berhak Kecewa

https://www.instagram.com/p/DDd4aYezlPy/?igsh=MnR4dDlhd2NlcTN1



Saya selalu suka menyaksikan Timnas Sepakbola Indonesia bermain bahkan saat masih berada di “era kegelapan”. Antusiasme saya waktu itu sebenarnya didasarkan karena Boas Salossa, Patrick Wanggai, dan Titus Bonai—mereka berasal dari klub Persipura yang merupakan tim favorit saya di kancah sepak bola Indonesia.

Meski begitu, banyak pertandingan Timnas yang saya lewatkan karena kalah saing dengan mama yang mau nonton sinetron, tapi terutama batasan-batasan waktu sebagai anak sekolah.

Saya baru benar-benar FOMO dengan timnas di era Shin Tae Yong. Ketika dia ditunjuk untuk melatih Timnas Indonesia pada bulan Desember tahun 2019, saya punya optimisme terhadapnya. Soalnya dia ini yang pada perhelatan Piala Dunia Rusia 2018 lalu mampu membawa Timnas Korea Selatan mengalahkan Timnas sekelas Jerman, dan membuat Jerman harus gugur dari babak penyisihan grup. Dengan punya pelatih yang pernah merasakan atmosfer Piala Dunia, saya langsung punya harapan yang tidak main-main; Indonesia masuk Piala Dunia.

Harapan itu hampir terwujud ketika FIFA menunjuk Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada tahun 2023 lalu. Meskipun euforianya tidak akan sebesar Piala Dunia Timnas Senior, tapi bagi negara Indonesia merupakan suatu kebanggaan karena menjadi tuan rumah merupakan cara instan untuk mengikuti perhelatan akbar itcu.

Tapi semua berubah ketika Pak I Wayan Koster dan Pak Ganjar Pranowo berstatemen. Pasalnya, pernyataan mereka soal penolakan terhadap timnas Israel atas dasar konstitusi membuat FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 dan memindahkan perhelatan itu ke tanah airnya Maradona, Messi, dan Paus Fransiskus, yakni Argentina. Harapan Indonesia masuk Piala Dunia pun pupus.

Lalu, diadakanlah kualifikasi Piala Dunia 2026. Piala Dunia yang saya sebut aslinya. Didukung para pemain diaspora, Timnas Indonesia bisa melangkah sampai ke putaran ketiga. Bahkan di saat saya menulis ini, Indonesia menempati posisi ketiga klasemen grup C di bawah Australia dan Jepang. Peluang Indonesia terbuka lebar jika mampu memenangkan setiap pertandingan tersisa.

Jika finish di peringkat 1 dan 2 berarti otomatis lolos ke Piala Dunia sebagai salah satu perwakilan Asia. Jika finishnya di peringkat 3 dan 4 berarti harus melewati putaran keempat. Yang pasti, peluang Indonesia terbuka lebar untuk masuk Piala Dunia 2026.

Tapi secara tiba-tiba pada tanggal 6 Januari kemarin PSSI secara resmi mengakhiri kerja sama dengan Shin Tae Yong. Tentu ini sangat disayangkan oleh para penggemar Timnas Indonesia termasuk saya. Ketika Timnas sedang berada pada tren yang cukup positif di bawah kepelatihan Coach Shin, ia justru dipecat.

Atas alasan apa? Apa karena hasil yang tidak memuaskan di AFF? Lah, katanya itu bukan kelas kita lagi!? Apa karena hasil seri lawan Bahrain dan kekalahan melawan China? Tapi kan sudah ditebus dengan kemenangan melawan Arab Saudi yang membuat kita berada di peringkat ketiga. Apa karena kendala bahasa? Ah, kalau soal itu kenapa tidak dari kemarin-kemarin saja? Kenapa kontraknya justru diperpanjang sampai 2027? Apa karena ada ketidakcocokan dengan pemain? Omong kosong!! Bahkan meski terkendala bahasa, para pemain malah tetap bisa akrab dengan STY.

PSSI selaku federasi memang berhak mengambil keputusan semacam itu, tapi kenapa gak nunggu putaran ketiga selesai itu, lho? Bukankah untuk membangun chemistry antara pelatih dan pemain tidak bisa instan? Memangnya cukup waktu yang ada buat membangun kekompakan antara pelatih baru dengan pemain yang sudah biasa dididik STY.

Oleh karena itu, para fans kebanyakan tidak bisa menerima lagi kata proses. Mengganti pelatih berarti Indonesia harus lolos ke piala dunia. Sebab tujuan PSSI ganti pelatih di tengah-tengah putaran ketiga ini karena itu, kan? Karena strategi Shin Tae Yong dianggap kurang mumpuni untuk membawa Indonesia ke piala dunia. Pede sekali ya, seolah-olah Indonesia ini tim yang rutin masuk putaran ketiga.

Saya sebagai fans FOMO kecewa dengan PSSI dan Pak Erick Thohir. Betewe, ini kemenangan Bung Towel dan Bang Akmal, bukan sih?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RENCANA MERENOVASI RUMAH

MAIN PS (PES 2020)

BARCELONA DAN RASA DEGDEGAN SAYA