MUSCLE MEMORY-NYA JARI : AUTO-LIKE

auto-like


Ketika buka media sosial, seperti Facebook dan Instagram, mudah sekali jari saya untuk “menyukai”.  Jadi tiap menggulir media sosial, jari saya otomatis ngelaik. Meski saya tidak melihat isi postingannya dengan penuh perhatian, atau belum membaca caption-nya sampai habis, jari saya seperti bergerak sendiri untuk mengklik tombol like. Jari saya punya muscle memory. Cieee...




Apa itu Muscle Memory?


Muscle Memory adalah kemampuan otak untuk mengingat gerak motorik untuk aktivitas tertentu secara tidak sadar. Aktivitas kita seperti berjalan, bawa motor, main alat musik, dan lain-lain bisa kita lakukan tanpa kesadaran penuh.

Pernah kan bawa motor sambil mengkhayal, tapi sampai tujuan juga? Gak nabrak. Gak nyasar.

Pernah juga kan menyapu bagian dalam rumah tanpa perhatian yang besar pada aktivitas nyapu itu, tapi tetap bersih aja gitu?

Nah, itu yang dimaksud soal Muscle Memory. Jadi aktivitas kita itu sudah terekam dalam otak kita, sehingga ketika kita melakukannya, tubuh kita bisa bergerak secara otomatis.



Dalam Bermedsos, Jari Saya punya Muscle Memory


Seperti yang saya katakan di awal, tiap kali buka media sosial, jari-jari saya otomatis menekan tombol like pada setiap postingan yang muncul di beranda saya. Sering malah jari saya "menyukai" duluan, sebelum saya baca (tulisan) atau lihat (gambar) postingannya.


Kadang-kadang saya berpikir, "Alangkah lebih baik kalau saya menyimak postingannya dulu sebelum memutuskan untuk like atau tidak." Namun tetap saja, saya tidak bisa menahan jari saya.


Hal itu seperti sebuah candu.  Tapi candu itu makin lama makin membosankan. Saya pikir, kalau candu yang satu ini tidak saya kontrol, akan berpotensi buruk dalam kehidupan dunia maya.




Mengapa perlu Menyimak sebelum Ngelaik?



Media sosial menjadi tempat yang abu-abu. Di dalamnya terdapat berbagai macam hal, baik yang positif atau negatif. Informasi-informasi yang disajikan, tidak semua terjamin kebenarannya. Tidak jarang informasi yang belum begitu valid atau bahkan hoax sama sekali justru viral di media sosial.

Perilaku ngelaik yang tidak memandang isi postingan, bisa berpotensi memviralkan hal-hal buruk di media sosial. Berita hoax atau video kurang pantas bisa jadi fyp karena saya tidak bisa menahan jari saya. Akibatnya algoritma di beranda saya memberi saya hidangan hal-hal yang kurang bermanfaat buat saya. Mereka yang membuat konten tidak berbobot, merasa di atas angin karena ternyata ada yang "menyukai" konten mereka.


Maka menyadari hal semacam ini, saya harus mulai melatih jari saya untuk menahan nafsunya. Mengurangi waktu di media sosial bisa juga jadi cara untuk mendisiplinkan muscle memory jari saya.
Ingat! Simak dulu baru like! Simak dulu baru likeSimak dulu baru like!


-----


Kalau kamu mau baca soal Muscle Memory, bisa klik 

Komentar

Postingan Populer